Kandungan
Tafsir Surat
An-Nisa Ayat 9 (Pendidikan Life
Skill)
(Ayat dan
Terjemah Surat An-Nisa Ayat 9, Tafsir Surat An-Nisa Ayat 9, Pendidikan Life
Skill, dan Hubungan Surat An-Nisa Ayat 9 dengan Pendidikan Life Skill)
Dosen :
Abdul Ghofur, MA
Disusun oleh :
Nurul Zahra 1112014000066
Hayati Nufus 1112014000068
Anida Qurotul Aini 1112014000087
JURUSAN PENDIDIKAN
BAHASA INGGRIS
FAKULTAS ILMU TARBIYAH
DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2013
BAB I
Pendahuluan
Pendidikan
adalah hal yang sangat penting bagi setiap anak, dipengaruhi dan berpengaruh
terhadap lingkungan. Lingkungan yang paling utama adalah keluarga, bagaimana
orang tua terutama ibu membimbing anaknya agar siap untuk menghadapi kehidupan
di zaman sekarang dan zaman yang akan datang. Disinilah kecakapan hidup seorang
anak harus di bimbing dan di arahkan agar tidak menyimpang dalam norma-norma
agama yang sesuai dengan Al-Qur’an, agar mampu menghasilkan generasi-generasi
muda yang beriman,kreatif, inovatif dan bertanggung jawab.
Pendidikan
berkelanjutan dan pengembangan karakter menjadi tugas bagi keluarga,
masyarakat,dan pemerintah. Mempesiapkan generasi muslim yang tangguh merupakan
harapan Al-Qur’an. Setiap muslim, baik sebagai individu maupun sebagai
komunitas, harus berupaya mewujudkan generasi yang berkualitas dalam semua
aspek kehidupan manusia. Salah satu firman Allah swt yang mengharuskan setiap
umat tidak meninggalkan dibelakang mereka generasi yang lemah tak berdaya dan
tak memiliki daya saing dalam kompetisi
kehidupan dapat dibaca dalam surat An-Nisa ayat 9.
BAB II
A. Ayat dan Terjemah Surat An-Nisa Ayat 9
وَلْيَخْشَ الَّذِيْنَ لَوْتَرَكُوْا مِنْ
خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللهَ
وَلْيَقُولُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا.
Artinya: Dan hendaklah takut (kepada Allah)
orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di
belakang mereka yang mereka khawatir
terhadap (kesejahteraan) nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar.
(An-Nisa/4:9)
Arti Kata :
Dan hendaklah takut وَلْيَخْشَ
Bila mereka meninggalkan لَوْتَرَكُوا
Anak-anaknya (yang dibelakangnya) خَلْفِهِمْ
Dalam keadaan ذُرِّيَّةً
Lemah ضِعَافًا
Mereka khawatirkan (takutkan) خَافُوْا
Hendaklah mereka bertakwa فَلْيَتَّقُوْ
Dan mengucapkan وَلْيَقُوْلُوْا
Perkataan قَوْلاً
Yang benar سَدِيْدًا
Dan hendaklah takut وَلْيَخْشَ
Bila mereka meninggalkan لَوْتَرَكُوا
Anak-anaknya (yang dibelakangnya) خَلْفِهِمْ
Dalam keadaan ذُرِّيَّةً
Lemah ضِعَافًا
Mereka khawatirkan (takutkan) خَافُوْا
Hendaklah mereka bertakwa فَلْيَتَّقُوْ
Dan mengucapkan وَلْيَقُوْلُوْا
Perkataan قَوْلاً
Yang benar سَدِيْدًا
B. Kandungan Tafsir Surat An-Nisa
ayat 9
Surat an-Nisa’ ayat 9 ini menerangkan bahwa
kelemahan ekonomi, kurang stabilnya kondisi kesehatan fisik dan kelemahan
intelegensi anak, akibat kekurangan makanan yang bergizi, merupakan tanggung
jawab kedua orang tuanya, maka disinilah hukum Islam memberikan solusi dan
kemurahan untuk dilaksanakannya KB, yang mana untuk membantu orang-orang yang
tidak menyanggupi hal-hal tersebut, agar tidak berdosa dikemudian hari, yakni
apabila orang tua itu meninggalkan keturunannya, atau menelantarkannya, akibat
desakan-desakan yang menimbulkan kekhawatiran mereka terhadap kesejahteraannya.
Oleh karena itu, bagi orang-orang yang beriman hendaklah bertakwa kepada Allah
dan selalu berlindung dari hal-hal yang dimurkai di sisi Allah.
Kita hendaknya takut apabila meninggalkan keturunan yang lemah dan tak
memiliki apa-apa, sehingga mereka tak bisa memenuhi kebutuhan mereka sendiri
dan terlunta-lunta.
Ayat ini juga menjelaskan
mengenai harta waris. Turun sebagai peringatan kepada orang-orang yang
berkenaan dengan pembagian harta warisan agar jangan menelantarkan anak-anak yatim yang dapat berakibat pada kemiskinan dan ketakberdayaan. Menurut Ibnu
'Ajibah ayat ini memberi pesan kepada orang yang memelihara anak yatim orang
lain agar memiliki kekhawatiran kalau-kalau di kemudian hari mereka terlantar dan
tak berdaya, sebagaimana ia khawatir kalau hal itu terjadi pada anak-anak kandung
mereka sendiri. Ketidakberdayaan itu tidak melulu menyangkut soal ekonomi semata, tetapi pada seluruh aspek kehidupan. Setiap orang dewasa bertanggungjawab terhadap perkembangan masa depan generasi mudanya, jangan sampai mereka termarginalisasi karena tidak memiliki pengetahuan, kemampuan,
keterampilan, kesempatan, dan semua hal yang diperlukan untuk maju dan berkembang secara sehat dan bermartabat serta diri diridhai Allah swt.
C.
Pendidikan
Life Skill (kecakapan hidup)
Pendidikan life skill adalah kecakapan hidup
yang dimiliki oleh seseorang untuk berani menghadapi problema kehidupan secara
wajar, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi
sehingga mampu mengatasinya. Pendidikan kecakapan hidup adalah
pendidikan kemampuan, kesanggupan dan ketrampilan yang diperlukan oleh
seseorang untuk menjaga kelangsungan hidup dan pengembangan dirinya. Kemampuan
mencakup daya pikir, daya kalbu, dan daya raga.
Pendidikan Kecakapan Hidup (life skills)
lebih luas dari sekedar keterampilan bekerja, apalagi sekedar keterampilan manual. Menurut Jecques Delor mengatakan bahwa pada dasarnya program life skills ini berpegang pada empat pilar pembelajaran yaitu sebagai berikut:
1. Learning to know (belajar untuk memperoleh pengetahuan).
2. Learning to do (belajar untuk dapat berbuat/bekerja).
3. Learning to be (belajar untuk menjadi orang yang berguna).
4. Learning to live together (belajar untuk dapat hidup bersama dengan orang lain).
Pendidikan kecakapan hidup merupakan konsep pendidikan
yang bertujuan untuk mempersiapkan warga belajar agar memiliki keberanian dan kemauan
menghadapi masalah hidup dan kehidupan secara wajar tanpa merasa tertekan kemudian
secara kreatif menemukan solusi serta mampu mengatasinya.
Unsur-unsur pendidikan life skills:
1. Terampil mengenal diri
2. Terampil berfikir rasional
3. Terampil bermasyarakat
4. Terampil bekerja (vokasional/hard skills)
Soft skills terbagi dua, yaitu Intrapersonal skills dan
Interpersonal skills. Intrapersonal skills meliputi awareness, goal setting, belief,
love, positive energy, concentration dan decision making. Interpersonal skills
meliputi communication, motivation skills, team building dan mediation.
D.
Hubungan Pendidikan Life Skill dan surah An-Nisa/4:9
Generasi muda adalah istilah yang mengacu kepada tahapan masa kehidupan seseorang yang berada diantara usia remaja dan tua. Ia sudah meninggalkan masa remajanya, namun belum memasuki masa tua. Dalam posisinya yang sedemikian itu, generasi muda sering tampil dalam ciri-ciri fisik dan psikis yang khas.Secara fisik, ia telah tampil dengan format tubuh, panca indera yang sempurna pertumbuhannya. Tinggi badan,raut muka, tangan, kaki dan sebagainya terlihat segar, laksana bunga yang baru tumbuh. Sedangkan secara psikis ia tampil dengan jiwa dan semangat yang
menggebu-gebu, penuh idealisme, segalanya ingin cepat terwujud dan seterusnya. Dalam keadaan yang demikian itu ia sering menunjukkan dinamika dan kepeloporannya dalam menegakkan dan membela sebuah cita-cita. Dengan demikian gerakan sosial, protes, demontrasi dan sebagainya sering dipelopori generasi muda.
Ajaran islam menaruh perhatian terhadap pembinaan generasi muda. Nabi Muhammad SAW
misalnya mengingatkan dalam sabdanya sebagai berikut:
اُوْصِيْكُمْ
بِالشَّبَابِ خَيْرًا فَاِنَّهُمْ اَرَفُّ اَفْئِدَةً اِنَّ اللهَ بَعَثَنِيْ
بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا فَخَالَفَنِى الشُّيُوْخُ ثُمَّ تَلاَ قَوْلَهُ تَعَالَى
فَطَالَ عَلَيْهِمُ اْلاَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوْبُهُمْ.
Aku wasiat-amanatkan kepadamu terhadap pemuda-pemuda (angkatan muda) supaya bersikap baik terhadap mereka. Sesungguhnya hati dan jiwa mereka sangat halus. Maka sesungguhnya Tuhan mengutus aku membawa berita gembira, dan membawa peringatan. Angkatan mudalah yang menyambut dan menyokong aku, sedangkan angkatan tua menentang dan memusuhi aku. Lalu Nabi membaca
ayat Tuhan yang berbunyi: “Maka sudah terlalu lama waktu (hidup) yang mereka lewati,
sehingga hati mereka menjadi beku dan kasar”.
Hadits tersebut paling kurang mengisyaratkan dua hal. Pertama, peringatan kepada angkatan muda sekarang agar bersikap baik terhadap pemuda-pemuda. Karena merekalah yang memegang zaman yang akan datang bagi bangsa dan negara. Kedua, pengakuan bahwa angkatan muda memiliki hak partisipasi membentuk zaman sekarang dan yang akan datang. Merekalah yang
menyambut dan menyongsong kerasulan Nabi Muhammad SAW. Dalam menyambut perubahan yang dilakukan Nabi, pemudalah yang cepat tangkas membantunya, sedangkan golongan tua karena ikatan tradisi yang sudah karatan enggan menyokongnya, bahkan bersikap menolaknya.
Sehingga sejak dini lah pengenalan dan pembiasaan tentang nilai-nilai kehidupan harus dimulai saat anak sudah bisa berinteraksi dan berkomunikasi dengan lingkungannya. Apa yang dilakukan Lukman dalam menginteralisasikan nilai-nilai kepada putranya adalah contoh yang baik bagi pendidikan informal di rumah tangga, sebagaimana terekam dalam Surah Luqman/31:
13-19. Anak yang telah didik untuk mengembangkan dirinya diharapkan mampu mengatasi tantangan yang dihadapinya tidak melunturkan nilai-nilai moral yang
telah terkristalisasi dalam kehidupannya. Nilai-nilai itu terutama kejujuran, ketabahan,
istiqomah, kreativitas, dan penghargaan pada ilmu yang bermanfaat bagi kemanusiaan.
Pendidikan berkelanjutan dan pengembangan karakter menjadi tugas bagi keluarga, masyarakat dan pemerintah. Mempersiapkan generasi
muslim yang tangguh merupakan harapan Al-Qur’an. Setiap muslim, baik sebagai individu
maupun sebagai komunitas, harus berupaya mewujudkan generasi yang berkualitas dalam
semua aspek kehidupan manusia.
Salah satu firman Allah swt yang mengharuskan setiap umat tidak meninggalkan di belakang mereka generasi yang lemah, tak berdaya, dan tak memiliki daya saing dalam kompetensi kehidupan dapat dibaca dalam surah An-Nisa/4:9
sebagai berikut:
وَلْيَخْشَ
الَّذِيْنَ لَوْتَرَكُوْا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ
فَلْيَتَّقُوا اللهَ وَلْيَقُولُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا.
Artinya: Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang
yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang
mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaknya mereka mengucapkan perkataan yang benar.
Rangkaian ayat diatas berbicara tentang hak waris anak-anak yatim
yang harus ditunaikan secara baik. Hal ini ditegaskan oleh
Al-Qur’an ,karena seringkali
factor ketidak tahuan dan kelemahan mereka dimanfaatkan dalam arti negative oleh walinya akan tetapi ayat ini dapat juga diartikan secara umum bahwa ada pesan Al-Qur’an kepada setiap muslim untuk berupaya sekeras-kerasnya
agar generasi sesudahnya merupakan generasi yang tangguh melebihi para pendahulunya.
Secara umum diakui bahwa salah satu tugas setiap orang tua, masyarakat, dan pemerintah adalah mempersiapkan ganerasi yang tangguh dalam aspek kehidupan. Cara terbaik untuk melakukan hal tersebut adalah melalui pendidikan yang bermutu yang dapat menggali dan mengembangkan semua potensi yang dimiliki secara optimum. Betapa banyak potensi manusia yang tidak teraktualisasikan dengan sempurna. Boleh jadi di sekililing kita terdapat banyak orang (peserta didik) yang berada pada posisi under achiever,
berprestasi jauh dibawah potensi sebenarnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Surat
An-Nisa ayat 9 ini turun sebagai peringatan kepada orang-orang yang
berkenaan dengan pembagian harta warisan agar jangan menelantarkan anak-anak yatim yang dapat berakibat pada kemiskinan dan ketakberdayaan. Ketidakberdayaan itu tidak melulu menyangkut soal ekonomi semata, tetapi pada seluruh aspek kehidupan.
Kecakapan
Hidup (life skills) diartikan sebagai kecakapan yang dimiliki seseorang untuk
mau dan berani menghadapi problema hidup dan penghidupan secara wajar tanpa merasa
tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi sehingga
akhirnya mampu mengatasinya (Dirjen
PLSP, DirektoratTenagaTeknis, 2003).
Pendidikan
adalah hak setiap anak oleh sebab itu penjajahan diatas kebodohan harus
dihapuskan dengan cara meningkatkan pendidikan life skill setiap anak. Pendidikan berkelanjutan dan pengembangan karakter menjadi tugas bagi keluarga, masyarakat dan pemerintah. Mempersiapkan generasi muslim yang tangguh merupakan harapan Al-Qur’an.
B. Saran
Kami menyadari bahwa masih
banyak adanya kekurangan yang terdapat dalam isi makalah kami. Oleh sebab itu,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun, baik saran yang
berupa teoritis maupun berupa praktis demi adanya perbaikan makalah
selanjutnya.
a.
b.
c.
d.
e.
Daftar Pustaka
Badan
Litbang Dan Diklat Kementrian Agama RI. Pendidikan,
Pembangunan Karakter , Dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf
Al-Qur’an, 2010.
Nata,
H. Abuddin. Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan.
Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2010.
Rosan, Muhammad Rojali. Tafsir
Surat An-Nisa Ayat 9. (http://maesheducation.blogspot.com/2011/08/blog-post.html, diakses pada
tanggal 11 April 2013).
Al-Hafizh,
Muslihin. Pengertian Pendidikan Berbasis Life Skill. (http://www.referensimakalah.com/2012/12/pengetian-pendidikan-berbasis-life-skill.html,
diakses pada tanggal 11 April 2013).
Yunus
L, Dadang. Definisi, Tujuan Pendidikan Life Skill. (http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_SEKOLAH/196009261985031-UYU_WAHYUDIN/Definisi_,_tujuan_Pendidikan_lifeskill__pertemuan_ke_1-3_.pdf,
diakses pada tanggal 11 April 2013).
This entry was posted
on 06:59
.
You can leave a response
and follow any responses to this entry through the
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
.
0 comments